Iklan

Kalingga
Agustus 18, 2023, Agustus 18, 2023 WIB
Last Updated 2023-08-18T16:01:27Z
BaliBuku Ensiklopedia Bung KarnoDaerah

Dokter Caput, Launching Buku Ensiklopedia Bung Karno

Advertisement


Buleleng (Bali) - Susana berbeda terlihat di rumah Ibunda Proklamator RI, sesaat menjelang detik-detik proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78, di Lingkungan Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Singaraja atau di rumah Ni Nyoman Rai Srimben Ibunda kandung Bung Karno.

Buku Ensiklopedia Bung Karno akhirnya resmi dilaunching oleh para pecinta Bung Karno, dia adalah Dr dr Ketut Putra Sedana, SPoG.

Tampak Hadir pengurus teras DPD PDI Perjuangan yang juga bendahara DPD PDI P asal Buleleng, Dewa "Jack" Mahayadnya. 

Pekik salam kemerdekaan mewarnai peluncuran buku, bergermuruh diantara peserta pelucuran buku ensiklopedia yang tergolong langka. Apalagi hal ini dilakukan di rumah Ibunda Sang Proklamator Republik.

Buku yang memiliki tebal sekitar 6000 halaman ini disusun langsung oleh Prof. Dr. Nurinwa Ki. S. Hendrowinoto seorang akademisi asal Surabaya sekaligus penemu rumah Bung Karno di Surabaya. 


Peluncuran Eksiklopedia Bung Karno, ini menarik karena buku ini diprakarsai oleh seorang putra asli Kabupaten Buleleng yakni Dr dr Ketut Putra Sedana atau lebih akrab disapa Dokter Caput.


Penyusun Buku, Hendrowinoto menceritakan proses dalam penyusunan buku terbilang cukup lama yakni sekitar 15 tahun lalu. Bahkan karyanya yang dikerjakan lebih serius lagi sejak tahun 2002 tersebut pernah disimpulkan telah mati suri. 


Setelah dikunjungi oleh Dokter Caput dirinya kembali meneruskan untuk mengembangkan karya tersebut sampai akhirnya dilaunching secara resmi, 16 Agustus 2023 di tanah kelahirannya ibunda kandung Bung Karno.


Buku ensiklopedi ini, kata Hendrowinoto berisikan kisah perjalanan Putra Sang Fajar mulai tahun 1927 ketika namanya pertama kali disebut oleh pers dan berjalan sampai meninggalnya. 


Dimana dari sekian data yang dimuat didalam buku yang hanya dicetak 15 jilid ini rujukannya berasal dari pers.

“Dalam proses pengumpulannya (data) saya menggunakan delapan orang sarjana untuk menggali data-data pers di perpustakaan Nasional selama enam bulan. karena saya menghidupkan kembali berita-berita dari pers ini menjadi satu realitas yang bisa dipelajari nantinya untuk generasi penerus bahwa beginilah perjalanan seorang anak bangsa,” tuturnya.

Ia pun menyebutkan dalam pengumpulan data, ke delapan sarjana ini mencari koran di Perpustakaan Nasional dan sumber lainnya yang berisi pemberitaan tentang Bung Karno lalu di fotocopy. 


Kemudian untuk yang sudah rusak terpaksa difoto lalu diprint, dimana harganya berkisar Rp 15 ribuan sampai Rp 60 ribuan per lembar.


Meski begitu dirinya hanya mencetak buku ensiklopedi ini sebanyak 15 jilid saja dan mengklaim jumlah cetakan tersebut tidak karena masalah nilai uang. 


Akan tetapi dari sudut pandang riset pihaknya masih akan menggunakan data-data didalam buku untuk diperas menjadi sebuah prosa atau novel yang akan diberi judul LENSO.

“Ini baru satu-satunya dan pertama kali di publish 15 jilid dan yang menyimpan Dr dr Ketut Putra Sedana. Cuma dua jilid satu ditaruh di museum dan satu dihadiahi kepada keluarga Bung Karno. Tapi ini saya akan gunakan sendiri dulu untuk diperas kembali lagi menjadi prosa atau novel dan saya beri judul lenso,” pungkasnya.

Sementara itu, sebagai pemrakarsa buku ensiklopedia Bung Karno, Dr dr Ketut Putra Sedana menyampaikan bahwa dirinya ingin buku tersebut bisa dijadikan referensi untuk nantinya lebih memahami ideologi Bung Karno. 


Bahkan Ia ingin dengan kehadiran buku ini nilai-nilai ajaran Bung Karno ini bisa membumi di bumi pertiwi.


Disamping itu, dokter Caput mengaku yang membuatnya terpanggil untuk membuat karya tersebut tidak lain adalah Bung Karno yang setengahnya merupakan orang Buleleng yang bisa terkenal tidak saja di Indonesia tapi juga di dunia.

Sebagai rasa cinta dan bakti sebagai warga negara, kepada Sang proklamator kita ingin memberikan sebuah hadiah kepada keluarga Baleagung dan bangsa Indonesia ini. 

"Kita juga berharap nantinya buku ini bisa menjadi referensi untuk lebih mempelajari ideologi Bung Karno, apa dan siapa beliau," ucapnya.

"Apalagi setengah dari Bung Karno adalah orang Buleleng yang dikenal tidak saja di Indonesia tapi di Dunia,” harap dokter Caput yang juga sebagai Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Buleleng.(Red

Tidak ada komentar:

Posting Komentar