Iklan

Kalingga
Juli 13, 2023, Juli 13, 2023 WIB
Last Updated 2023-08-26T18:29:49Z
BaliLNG BaliOpiniPB HMI

Wasekjend PB HMI soroti pembangunan LNG Bali, Berpotensi Rusak Lingkungan

Advertisement



Jakarta -- Adanya rencana pembangunan Liquid Natural Gas (LNG) Bali, merupakan proyek pengembangan fasilitas penerimaan dan penyimpanan gas alam cair (LNG) di Pulau Bali yang tengah menjadi sorotan publik akhir-akhir ini karena dituduh tidak ramah lingkungan. 


Bayu Angga Saputra selaku Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI menyoroti pembangunan LNG Bali dan mewanti-wanti agar pembangunan proyek memperhatikan aspek lingkungan dan dampak sosial ekonomi yang akan ditimbulkan.


Bayu berpendapat, Proyek LNG Bali yang akan dibangun ini beresiko besar merusak ekosistem laut yang ada.


"Proyek LNG yang dibangun di laut ini beresiko merusak ekosistem laut dan kehidupan bawah air di sekitar area proyek. Apalagi seperti yang kita ketahui bersama bahwa pembangunan fasilitas penerimaan dan penyimpanan LNG ini di bangun di atas lahan Tersus yang sejatinya di peruntukkan untuk konserfasi alam" terangnya.


Bayu juga menambahkan, bahwa pembangunan LNG Bali pastilah membutuhkan lahan khusus yang hanya bisa diadakan lewat reklamasi perairan dangkal yang akan beresiko merusak ekosistem bawah laut.


"Pembangunan LNG ini pasti membutuhkan area khusus yang steril. Area ini hanya bisa diadakan dengan reklamasi lahan di perairan dangkal, yang dapat merusak terumbu karang dan habitat ikan serta organisme laut lainnya," Terangnya.

Dikatakan juga bhawa Reklamasi lahan juga dapat menyebabkan sedimentasi yang berdampak negatif pada kualitas air dan kehidupan laut.

"Ini nantinya akan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Bali terutama di bidang Pariwisata," terangnya.


Bayu menambahkan, bahwa pemerintah harus berhati-hati dalam mengakji kelayakan pembangunan LNG Bali karena akan beresiko menimbulkan konflik yang berkepanjangan. 

"Pemerintah dalam hal ini Menko Marves harus sangat berhati-hati dalam merencanakan pembangunan LNG Bali ini, karena beresiko merusak ekosistem laut yang sudah ada. Jangan hanya berfikir soal keuntungan ekonomi yang di dapat, tapi dampak yang ditimbulkan juga harus difikirkan dengan seksama agar tidak terjadi konflik yang berkepanjangan" tambahnya.  


Selain itu, Para aktivis lingkungan dan kelompok masyarakat sipil juga telah mengajukan protes dan petisi menentang proyek LNG Bali ini. 


Mereka mendesak pemerintah dan pengembang proyek untuk mempertimbangkan alternatif energi yang lebih ramah lingkungan, seperti energi terbarukan, sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan energi di Bali.


Namun, pihak yang mendukung proyek LNG Bali berpendapat bahwa proyek ini penting untuk memenuhi kebutuhan energi di Pulau Bali yang semakin meningkat. 


Mereka berargumen bahwa dengan menggunakan LNG sebagai sumber energi, Bali dapat mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil yang lebih buruk bagi lingkungan seperti batu bara atau minyak bumi.


Pemerintah setempat telah merespons kritik terhadap proyek ini dengan mengadakan kajian dampak lingkungan (AMDAL) yang komprehensif. 


Hasil dari AMDAL tersebut akan menjadi dasar bagi pengambilan keputusan apakah proyek ini akan dilanjutkan atau tidak. 


Pemerintah juga berkomitmen untuk memastikan bahwa proyek ini mematuhi standar lingkungan yang ketat dan melibatkan pemantauan yang ketat selama operasionalnya.


"Dengan banyaknya protes dan kontroversi yang bermunculan ini, penting bagi pemerintah dan pengembang proyek LNG Bali untuk mendengarkan masukan dari berbagai pihak terkait dan mempertimbangkan dampak lingkungan secara menyeluruh,"Ujar bayu.


Adapun, Keberlanjutan dan kelestarian lingkungan harus menjadi perhatian utama dalam pengembangan proyek energi seperti ini apalagi untuk wilayah Bali yang dikenal di dunia karena keindahan alamnya.


" Jika hal ini tidak diindahkan maka jangan salahkan jika gelombang penolakan pembangunan LNG Bali ini akan semakin membesar," tutup Bayu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar