Iklan

Kalingga
Januari 14, 2023, Januari 14, 2023 WIB
Last Updated 2023-07-11T10:24:36Z
ArtikelBaliBeritaBerita BaliDaerahHari Raya Kuningan

Mengenal Sarana Perayaan "Hari Raya Kuningan" di Pulau Bali

Advertisement





Bali - Pada hari Raya Kuningan, umat Hindu Bali membuat nasi kuning sebagai lambang kemakmuran dan dihaturkan sesaji sebagai tanda terima kasih dan suksmaning idep sebagai manusia (umat) menerima anugrah dari Hyang Widhi berupa bahan-bahan sandang dan pangan yang semuanya itu dilimpahkan kepada umatnya atas dasar cinta-kasihnya. 


Di dalam tebog atau selanggi yang berisi nasi kuning tersebut dipancangkan sebuah wayang-wayangan (malaikat) yang melimpahkan anugerah kemakmuran kepada umat manusia.


Sarana upacara sebagai simbol kemeriahan terdiri dari berbagai macam jejahitan yang mempunyai simbol sebagai alat-alat perang yang diperadekan seperti tamiyang kolem, ter, ending, wayang-wayang dan lain sejenisnya. 

Nasi Kuning



Dalam upacara Kuningan, menggunakan upakara sesaji yang berisi simbol tamiang dan endongan, dimana makna tamiang memiliki lambang perlindungan dan juga melambangkan perputaran roda alam yang mengingatkan manusia pada hukum alam. 


Sedangkan Endongan maknanya adalah perbekalan. Bekal yang paling utama dalam mengarungi kehidupan adalah ilmu pengetahuan dan bhakti (jnana). Sarana lainnya, yakni ter dan sampian gantung. Ter adalah simbol panah (senjata) karena bentuknya memang menyerupai panah. Sementara sampian gantung sebagai simbol penolak bala.

Endongan


Dengan kemampuan ummat menyesuaikan diri dengan alam, atau tidak taat dengan hukum alam, risikonya akan tergilas oleh roda alam. Karena itu, melalui perayaan ini umat diharapkan mampu menata kembali kehidupan yang harmonis (hita) sesuai dengan tujuan agama Hindu. Sementara senjata yang paling ampuh adalah ketenangan pikiran.


Maksud Perayaan, agar umat manusia selalu ingat kepada Sang Pencipta, Ida Sang Hyang Widi Wasa dan mensyukuri karunia-Nya. Melalui perayaan ini umat juga dituntut selalu ingat menyama braya(bersaudara), meningkatkan persatuan dan solidaritas sosial.


Dengan upacara rerahinan umat diharapkan selalu ingat kepada lingkungan sehingga tercipta harmonisasi alam semesta beserta isinya. Tujuan pelaksanaan upacara kuningan ini adalah untuk memohon kesentosaan, kedirgayusan serta perlindungan dan tuntunan lahir dan batin.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar